Keberhasilan
pembangunan di suatu negara dapat dilihat dari indeks pembangunan manusia (IPM).
IPM menggambarkan kualitas sumberdaya manusia yang dipengaruhi oleh tingkat
ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Menurut laporan UNDP (united nation
depolepment program) 2010, IPM Indonesia berada pada urutan ke 124 dari 187
negara. Dari indek tersebut menunjukkan bahwa proporsi penduduk miskin serta
tingkat pendidikan dan status kesehatan harus menjadi fokus pembangunan sosial
dan ekonomi yang seimbang.
Menyadari bahwa negara-negara di dunia baik negara kaya maupun negara
miskin saling bergantung satu sama lain, maka dibuat suatu kesepakatan bersama
yang bertujuan meningkatkan derajat kehidupan masyarakat miskin pada tahun
2015, yang dinyatakan sebagai Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals). MDGs telah
disetujui oleh negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai penentu untuk
mengukur kemajuan yang telah dibuat dalam Deklarasi Millenium pada tahun 2000.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs)
sektor kesehatan adalah agenda global sektor kesehatan yang dijabarkan dalam
target yang dapat diukur dan kemajuan pelaksanaannya dapat diketahui melalui
indikator-indikator yang dapat diverifikasi dan diperbandingkan secara
internasional.
Dari indikator
kesehatan masih ditandai dengan besarnya Angka Kematian Ibu (AKI). AKI
merupakan indikator penting yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat
dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir berkualitas. Oleh
sebab itu indikator MDGs untuk meningkatkan kesehatan ibu adalah AKI, proporsi
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih.
Hal-hal yang
mempengaruhi kematian maternal secara tidak langsung adalah kondisi geografis,
penyebaran penduduk, kondisi sosial ekonomi, budaya, status sosial wanita dan
tingkat pendidikan masyarakat pada umumnya. Hasil Audit Maternal Perinatal
(AMP) menunjukkan bahwa kematian maternal terjadi pada ibu dengan karakteristik
pendidikan di bawah sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), kemampuan membayar
biaya pelayanan persalinan rendah, terlambat memeriksakan kehamilannya, serta
melakukan persalinan di rumah.
Semua faktor
tersebut dinyatakan dalam istilah “3 terlambat” dan “4 terlalu” sebagai berikut:
Tiga `terlambat`
- Terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan untuk mencari pertolongan.
- Terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu memberikan pertolongan persalinan.
- Terlambat memperoleh pertolongan yang memadai di fasilitas pelayanan kesehatan
Sedangkan “4 terlalu” mencakup:
- Terlalu muda melahirkan (dibawah 20 tahun) sebanyak 0,3%
- Terlalu kerap melahirkan (jarak antar kehamilan < 2 tahun) sebanyak 9,4 %
- Terlalu banyak melahirkan (lebih dari 3 anak) sebanyak 37 %
- Terlalu tua melahirkan (diatas 35 tahun) sebanyak 13,9 %
Salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan
khususnya Dinas Kesehatan bekerjasama dengan lintas sektor,lintas program maupun
elemen masyarakat ,baru baru ini langkah konkrit yang telah dilaksanakan yaitu
melakukan pendekatan langsung kepada ibu hamil dan keluarganya untuk mau di
rujuk ke rumah sakit karena dari hasil pemeriksaan bidan di desa setempat diketahui
ibu tersebut hamil 33 mgg menderita pre eklampsi berat, ditandai dengan TD
190/110 mmHg,oedem(+)mata kabur,hasil lab albumin (+) tetapi ibu tidak mau
dirujuk ke rumah sakit dengan berbagai alasan diantaranya menunggu suami datang
dari bekerja diluar daerah sedangkan ibu tersebut harus secepatnya mendapatkan
penanganan di rumah sakit,bidan di desa telah meminta bantuan rekan kerja di
puskesmas,kepala desa,toma,dll tetapi ibu hamil tersebut tetap tidak mau
dirujuk ke rs.
Akhirnya diambil kebijakan kadinkes yaitu
langsung turun kelapangan bersama2 dengan lintas sektor dan lintas program baik
dari kecamatan maupun lingkup kabupaten untuk membujuk ibu agar bersedia
dirujuk ke rumah sakit dan alhamdulillah atas kerjasama semua pihak akhirnya ibu
bersedia dirujuk ke rs.
Setelah 2 (dua) hari perawatan di rs untuk
pengawasan keadaan ibu dan tindakan
pematangan paru janin, akhirnya dilakukan Sectio Caesaria dan alhamdulillah ibu melahirkan dengan selamat dan bayinya lahir sehat.
Semoga kasus2 seperti ini jadi
pengalaman kita semua ..........